Sabana Wairinding yang Tertiup Angin di Pulau Sumba

TEMPO.CO, Jakarta – Pada jalur darat Sumba Timur menuju Sumba Tengah, Sumba Barat, dan Sumba Barat Daya terdapat belokan dengan bahu jalan yang lebih lebar dibandingkan ruas lainnya. Belokan adalah pendekatan utama untuk mencapainya sabana Bukit Wairinding yang berjarak sekitar 27 kilometer dari tempat kami menginap di Hotel Kambaniru, Waingapu, ibu kota Kabupaten Sumba Timur.

Dari tempat mobil diparkir, kami melewati beberapa kios dan menaiki tangga batu hingga mencapai bukit lunguri. Di sinilah Savana Bukit Wairinding menampilkan eksotismenya. Warga di sana menyebutnya Bukit Lai Uhuk Wairinding. Namun masyarakat mengenalnya dengan nama Savana Wairinding. “Betapa cantiknya,” gumamku.

Jika sehari sebelumnya kita terkesima dengan indahnya savana Bukit Tenau dan Puru Kambera, kali ini kita terkesima dengan indahnya Bukit Wairinding. Lukisan alam pun tak kalah indahnya, hanya berbeda pada detailnya saja.

Kami singgah di Wairinding usai menghadiri Huawei Media Camp 2023 di Sumba Timur pada Jumat-Senin, 8-11 Desember 2023. Acara tersebut juga dihadiri oleh perwakilan dunia usaha. Selain itu, hadir pula perwakilan dari asosiasi industri dan Masyarakat Telematika Indonesia. Hadir pula akademisi dari Institut Teknologi Bandung dan Telkom University.

Pulau Sumba terkenal dengan jenis kuda cendana dan sapi Ongole. Selain kreatif dalam menciptakan kain tenun, masyarakat Sumba juga gigih mengolah lahan untuk memanen jagung.

Dengan jumlah penduduk hampir 800 ribu jiwa, menurut data Badan Pusat Statistik tahun 2022, Sumba merupakan salah satu dari sekian pulau di Kepulauan Sunda Kecil, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Di sebelah utara Pulau Sumba terdapat Pulau Flores yang dipisahkan oleh Selat Sumba. Sedangkan di sebelah timur terletak Pulau Timor, tempat ibu kota provinsi, Kupang, dan negara tetangga Timor Timur berada.

Baca Juga  Mobil Dinas Rahasia Amerika dicuri saat menemani cucu Biden

Pemandangan Sabana Bukit Wairinding di Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, Senin, 11 Desember 2023. Tempo/Sunudyantoro.

Sabana Bukit Wairinding menjadi keindahan Sumba Timur, selain sejumlah sabana, berbagai situs peninggalan rumah adat kuno, pantai, dan air terjun. Ramuan Wairinding ini menghiasi Desa Pambota Jara, Kecamatan Pandawai, sekitar 30 menit perjalanan darat dari Waingapu.

Perbukitan hijau penuh gundukan

Perbukitan berumput hijau membentang sejauh mata memandang. Sekilas, dari tempat kami memandang, Wairinding merupakan semacam lingkaran punggung bukit yang memanjang. Di sisi kiri, bukit itu membentang entah kemana.

Periklanan

Begitu pula di sebelah kanan, punggung bukit itu seperti jalan berkelok-kelok yang tidak menuju kemana-mana. Di bagian tertinggi bukit ini terdapat jalan setapak tak berumput yang merupakan bekas jalur joki.

Melihat ke bawah, terdapat lembah dengan berbagai pepohonan yang sebagian besar merupakan pohon sambi atau kosambi. Angin bertiup dari arah ngarai yang terasa lembut. Memang tidak dingin, namun hembusan angin cukup menghindarkan udara di Sumba Timur yang cenderung panas. Memalingkan pandangan dari sudut pandang, dengan sedikit keheningan, gelombang angin ini membuatku sedikit merinding, takjub.

Pemandangan Sabana Bukit Wairinding di Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, Senin, 11 Desember 2023. Tempo/Sunudyantoro.

Di tengah kedatangan rombongan kami, seorang remaja Wairinding sedang menuntun seekor kuda. Beberapa orang menggunakan jasanya untuk disewakan. Namun, mereka menyewanya bukan untuk berjalan-jalan di stepa, melainkan untuk mengabadikan kenangan, sekadar untuk berfoto.

Salah satu anggota rombongan, Uday Rayana yang sudah lama tinggal di Jakarta, mengajak kami bertiga ngobrol ringan tentang alam dan peradaban Sumba. Ia pun membangun keindahan Wairinding saat berbenturan dengan kerasnya alam pulau ini.

Baca Juga  Meryl Streep dan Don Gummer diam-diam putus 6 tahun lalu

“Bagi warga Jakarta, mungkin seminggu di sini terasa menyenangkan. Tapi, kalau lama-lama, selamanya, warga Jakarta pasti tidak betah,” ujarnya.

Bisa jadi Uday benar. Apalagi, di tengah segala kerumitan kehidupannya, masyarakat Jakarta telah lama dimanjakan dengan berbagai fasilitas.

Seorang teman dari Aceh yang sekarang tinggal di Jakarta, anggota kelompok kami, Juswardi Abdul Suud, pun bercanda. Katanya, saat sedang berlibur, tiba-tiba ia berdiskusi serius. “Mari kita nikmati keindahan Wairinding,” ajak Yuswardi. Dia benar.

Pilihan Editor: Lokasi syuting The Crown yang menakjubkan dari Lancaster House hingga Katedral Winchester

Selalu update informasi terbaru. Simak berita terkini dan berita pilihan Tempo.co di channel Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate bergabung Pertama, Anda perlu menginstal aplikasi Telegram.



Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *